LATAR BELAKANG:
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup,
bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, lembah, danau
dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet tidak diam seperti apa yang kita
pikirkan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi)
dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pasang surut air
laut. Oleh karena itu proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
1.
Sejarah Terbentuknya Bumi
Menurut Teori Rittman (1960):
Bumi
terbentuk 6,5 milyar th. Yang lalu dari gumpalan awan,debu, dan gas yang
mengapung di ruang angkasa, kemudian mengkerut. Materi pada pusat awan
menggumpal menjadi Matahari. Kira-kira 100 juta th yang lalu sisa gas dan
debunya memipih menjadi awan berbentuk cakram disekitar Matahari. Butir-butir
debu dalam awan tersebut saling melekat dan membentuk planet-planet kecil
dengan diameter beberapa km. Benda-benda te rsebut
bertabrakan dan bergabung membentuk planet-planet.
2.
Terbentuknya Benua-Benua di Bumi
Alfred Lothar Wegener seorang ahli klimatologi dan
geofisika menerbitkan buku yang berjudul “ The Origin of Continent and Oceans”,
(Cut Meurah, h.56) dalam buku tesebut ia mengajukan sebuah ide tentang “teori
apung benua” sebagai dasar Teori Tektonik Lempeng.
Menurut Teori Apung Benua bahwa benua terdiri atas batuan
sial (silikon aluminium)
yang di atas dan sima (silikon magnasium) yang berada di bawahnya karena berat
jenisnya lebih besar. Pada zaman Karbon (± 345 juta tahun yang lalu), hanya ada
satu benua yaitu Benua Pangea. Benua ini pecah menjadi dua yaitu gondwana dan
lauratia. Seiring berjalannya waktu wilayah ini terus bergerak menuju
kahtulistiwa dan ke bagian barat sehingga terbentuk benua-benua yang ada
sekarang.
Bukti-bukti
teori ini, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara daratan Amerika Selatan
dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang
menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener
baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah
dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar
500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya
adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub
selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua
bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan
atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia,
Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari
Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah
pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih
kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea
telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa
sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas
antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
3. Struktur Pelapisan Bumi
a. Kerak Bumi (Litosfer)
Bagian litosfer yang paling atas,
seperti kulit ari pada kulit manusia yang merupakan lapisan kerak bumi yang
paling tipis. Lapisan kerak bumi terdiri atas dua bagian, yaitu kerak Benua dan
kerak Samudra.
1) Kerak Benua
Mempunyai ketebalan sekitar 40 km. Kerak
bumi mempunyai ketebalan tidak sama di setiap tempat. Di bawah benua, kerak
bumi rata-rata setebal 30 km, sedangkan di bawah samudra hanya setebal 5-7 km.
2) Kerak Samudra
Mempunyai ketebalan sekitar 10 km.
Lapisan atas kerak samudra adalah sedimen yang tebalnya mencapai 800 m. Kerak
samudra yang terus dibentuk oleh letusan gunung berapi sepanjang celah-celah di
bawah laut disebut oematang tengah samudra dan umurnya kurang dari 200 juta
tahun.
b. Mantel Bagian Atas (Upper Mantle)
Di bawah kerak bumi tersebut pada
kedalaman 400 km, terdapat selubung atas (upper mantle) yang dicirikan oleh
sebaran gelombang gempa rendah. Mantle bagian atas terdiri atas eklogit atau
peridolit yang kaya Fe, Mg, Ca, Na, dan silikat alumunium dengan viskositas
rata-rata 8 x 1021 piose.
c. Zona Peralihan (Transition Zone)
Zona ini terletak antara kedalaman
400-1.000 km, dicirikan landaian kecepatan gelombang gempa yang tinggi, dan
tersusun oleh Mg, Ca, Al, oksida besi dan silikat
d. Mantel Bagian Bawah (Lower Mantle)
Zona ini terletak antara kedalaman
1.000-2.900 km. Dicirikan oleh kenaikan kecepatan gelombang gempa yang relatif
sebanding dengan bertambahnya kedalaman. Lapisan ini disusun oleh oksida besi
padat, Mg, dan SiO2.
e. Inti Bumi (Core)
Inti bumi terbagi menjadi dua, yaitu
inti bumi luar dan inti bumi dalam. Inti bumi luar terdapat pada kedalaman
2.900-5.100 km dan inti bumi dalam terletak antara 5.100-6.371 km. Bagian luar
inti bumi terdiri atas besi dan sejumlah kecil silikat, sulfur, dan oksigen.
Inti bagian dalam terdiri atas besi padat.
4. Dinamika Litosfer
5. Persebaran Gempa di Indonesia
Kerak bumi terbagi menjadi
lempengan-lempengan. Ada lempengan yang besar dan ada yang kecil. Di antara
lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar. Lempengan-lempengan itu
bergerak perlahan-lahan dengan kecepatan 3-13 cm/tahun. Di beberapa tempat,
lempengan-lempengan tersebut bergerak saling menjauh, mendekat, dan
bertumbukan.
Indonesia
tergolong salah satu wilayah paling aktif tingkat kegempaan di muka bumi ini.
Pusat-pusat gempa besar yang berkekuatan lebih dari 8 Skala Ricther terutama
dijumpai di sepanjang penyusupan lempeng atau sepanjang sesar geser mendarat
dan wilayah dengan gejala-gejala kompresi.
Gempa
di Indonesia kurang lenih menjadi rata-rata 500 kali tiap tahun. Gempa-gempa
ini tidak bisa dilepaskan saja dari proses-proses tumbukan antarlempeng
(lempeng samudera dan lempeng benua), yaitu subduction.
Pusat-pusat gempa tektonik (episentrum) di Indonesia kebanyakan terdapat di
daerah-daerah trench (penunjaman)
yang letaknya di dasar laut.
Meskipun
di Indonesia termasuk daerah dengan gempa-gempa besar, tetapi gempa-gemp
tersebut tidak bersifat merusak dengan skala berat. Di Indonesia gempa besar
dan kecil banyak terjadi di bagian timur sepanjang jalur pertemuan lempeng
Jawa-Banda dan sesar mendarat Papua dan daerah Maluku.
Gambar: Peta lokasi pertemuan
antarlempeng di Indonesia (tanpa skala)
Gambar: Peta persebaran pusat-pusat
gempa di Indonesia (tanpa skala)
Pembagian
daerah aktifitas gempa bumi:
1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini.
Yaitu di Halmahera dan Pantai Utara Irian
2. Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi.
Yaitu di lepas Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Nusa Tenggara dan
Banda
3. Daerah lipatan dan retakan, Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi. Yaitu
di Pantai Barat Sumatera, Kepulauan Suna dan Sulawesi Tengah.
4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 bisa
terjadi. Yaitu di Sumatera, Jawa bagian utara dan Kalimantan bagian timur.
5. Daerah gempa kecil. Manitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah
Pantai Timur Sumatera dan Kalimantan Tengah.
6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah Pantai Selatan
Irian.
6. Persebaran Gunung Api di Indonesia
Pinggiran lempengan India-Australia
bertabrakan dengan lempengan Eurasia,lempengan tersebut longsor jauh kedalam
bumi.suhu yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempeng sehingga
menghasilkan magma.Kemudian magma ini muncul melalui retakan di permukaan bumi
dan membentuk gunung-gunung api.
Lempeng India-Australia sedang
didorong ke bawah lempengan Eurasia. proses ini dinamakan penujaman. Tabrakan
kedua lempeng tersebut membentuk pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di
Indonesia, parit Sunda dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Australia bagian
utara telah didorong ke arah bawah sehinga membentuk teluk Carpentari dan Laut
Timor serta Laut Arafuru.
Ketika pinggiran lempengan
India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut
longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. suhu yang sangat tinggi
melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. kemudian magma
muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur
gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara seperti itu.
Di indonesia terdapat 400 gunung berapi, tapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja. gunung-gunung tersebut di golongkan atas 3 barisan :
Di indonesia terdapat 400 gunung berapi, tapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja. gunung-gunung tersebut di golongkan atas 3 barisan :
1.
sumatra-jawa-nusa
tenggara-sekitar laut banda
2.
halmahera
dan pulau-pulau disebelah baratnya
3.
sulawesi
utara-pulau sangihe-pulau Mindanao
Ada 3 sistem pokok persebaran
pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:
1. sistem sunda
sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke kepulauan banda di Maluku dengan panjang kurang lebih 7000 km. terdiri dari 5 busur pegunungan :
1. sistem sunda
sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke kepulauan banda di Maluku dengan panjang kurang lebih 7000 km. terdiri dari 5 busur pegunungan :
a.
Busur
arakan yoma berpusat di Shan Myanmar
b.
Busur
Andaman Nicobar berpusat di Mergui
c.
Busur
Sumatra-Jawaberpusat di anambas
d.
Busur
Kepulaua Nusa Tenggara
e.
Busur
Banda berpusat di Banda
2. sistem busur tepi asia
sistem in dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, filipina, kalimantan, dan Sulawesi. di fillipina busur ini bercabang tiga yaitu:
sistem in dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, filipina, kalimantan, dan Sulawesi. di fillipina busur ini bercabang tiga yaitu:
a.
cabang
pertama dari pulau lauzon melalui pulau palawan ke kalimantan utara
b.
cabang
kedua dari pulau Luzon melalui pulau samar ke mindanau, dan kep. Sulu ke
kalimantan utara
c.
cabang
ketiga dari pulau samar ke mindanau dan pulau sangihe ke Sulawesi
3. sistem sirkum australia
sistem ini dimulai dari selandia baru melalui keledonia baru ke irian jaya (papua). bagian utara dari sistem ini bercabang dua yakni :
sistem ini dimulai dari selandia baru melalui keledonia baru ke irian jaya (papua). bagian utara dari sistem ini bercabang dua yakni :
a.
cabang
pertama dari ekor pulau irian melalui bagian tengah sampai ke pegunungan
charleslois di sebelah barat
b.
cabang
kedua dari kepulauan bismarck melalui pegunungan tepi utara irian ampai ke
kepala burung menuju halmahera
No comments:
Post a Comment